Tarian Ndudu Ndake di event Tour de Flores 2017 berhasil mencatatkan ekor dunia melalui Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID). Tak tanggung-tanggung, tarian yang dibawakan di pusat kota Ruteng dalam acara penyambutan peserta etape kelima Tour de Flores 2017 (18/7) ini melibatkan 1.500 orang penari.
Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai, Manseltus Mitak, menyebutkan, para penari tersebut hanya membutuhkan waktu satu minggu untuk berlatih. Adapun total 1.500 orang penari tersebut merupakan gabungan dari utusan setiap kantor pemerintah, TNI, Polri, dan pelajar di Manggarai.
“Mereka ini dilatih oleh empat koreografer. Hasilnya bagus. Atas nama pemerintah Kabupaten Manggarai saya berterimakasih kepada yayasan rekor dunia yang telah memasukan tari kolosal Ndundu Ndake sebagai peserta tari terbanyak,” ungkap Manseltus seperti dikutip Floressmart, Selasa (18/7/2017).
Tour de Flores, Manggarai Paling Semarak
Tidak hanya gelaran tari Ndudu Ndake dan iringan tetabuhan musik gong-gendang, acara penyambutan tersebut juga menampilkan tarian Caci, tari perang sekaligus permainan rakyat yang sejak lama telah menjadi salah satu ikon wisata budaya dari Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Meriahnya penyambutan di garis finis etape kelima tersebut mendapat tanggapan dan apresiasi yang positif dari para tamu dan peserta Tour de Flores 2015. Chairman Tour de Flores, Primus Dorimulu, bahkan mengungkapkan pujiannya atas penyambutan yang dipersiapkan kabupaten Manggarai.
“Luar biasa Pemerintah Daerah Manggarai, selalu menyajikan yang luar biasa setiap gelaran Tour de Flores. TdF 2016 juga, kita menilai Manggarai yang paling semarak,” puji Primus.
Telan Dana Rp450 Juta
Meriahnya penyambutan peserta etape kelima Tour de Flores 2017 tersebut ternyata membutuhkan dana kurang-lebih Rp450 juta. Dana itu yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten Manggarai tahun anggaran 2017.
Dana tersebut digunakan untuk kelancaran event Tour de Flores 2017, mulai dari pembiayaan konsumsi para atlet, tim, tamu VIP, panitia, termasuk pembiayaan 100 unit kamar hotel untuk penginapan para atlet dan lain-lainnya. Demikian penjelasan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai, Valentinus N. Sene yang dilansir NTTonlinenews pada awal Juli lalu.
Menurut Valentinus, penggunaan dana untuk event Tour de Flores bukanlah ibarat membangun sebuah gedung, tetapi lebih kepada investasi promosi agar Indonesia pada umumnya dan Manggarai khususnya dikenal oleh mancanegara.
“Yang pasti nanti ada perubahan. Saat ini memang belum terasa, tetapi baru akan terasa dampak positifnya dikemudian hari,” tutur Valentinus.