Putri Kopi NTT 2019 Siap Bimbing Petani Kopi di NTT

FLORESPOS.ID – Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah salah satu lumbung kopi nasional. Dua produk yang cukup terkenal dari provinsi kepulauan ini adalah Kopi Bajawa dari Kabupaten Ngada dan Kopi Manggarai dari daerah Manggarai Raya.

Kedua produk kopi di daratan Pulau Flores ini bahkan sudah mendunia. Juga pernah ikut di beberapa event atau festival kopi, baik nasional maupun internasional.

Karena itu, kerjasama semua pihak, baik di antara pemerintah, swasta dan masyarakat, terutama petani perlu dipererat.

Claudya Dewiarti Beribe, salah satu putri daerah NTT merasa terpanggil untuk mempromosikan produk kopi NTT ke level yang lebih baik. Karena itu, sebagai Putri Kopi NTT 2019, ia menyatakan kesiapannya untuk memberikan bimbingan kepada petani kopi.

BacaKopi Flores Dalam Cangkir Presiden Jokowi

Beberapa agenda yang akan dikerjakannya, antara lain melakukan peremajaan, penanaman, dan perawatan kopi secara baik dan benar agar petani kopi dapat memperoleh hasil yang maksimal.

Melihat realitas petani kopi yang mengalami krisis akibat penurunan hasil panen secara drastis, Claudya menyampaikan bahwa ia mempunyai tanggung jawab besar dalam membantu Dinas Pertanian untuk memberikan bimbingan bagi petani kopi di NTT.

Promosi Kopi NTT ke Luar Daerah

Dilansir dari Spektrum NTT, Claudya menuturkan selain membantu pemerintah untuk memberikan bimbingan kepada petani kopi, ia juga akan terus mempromosikan kopi NTT ke luar daerah.

Runner-up Putri Pariwisata Indonesia 2020 ini menilai bahwa NTT memiliki beragam jenis kopi lokal bercita rasa khas, seperti kopi Wae Rebo, Kopi Colol, Kopi Bajawa, Kopi Golulada dan sebagainya, yang banyak digemari penikmat kopi di Indonesia bahkan luar negeri.

Namun, tingkat promosi kopi NTT ke luar daerah hanya dilakukan oleh pengusaha dan pegiat kopi sedangkan pemerintah belum memberikan andil yang mumpuni dalam mempromosikan kopi NTT.

Ketika berkunjung ke Desa Molo Utara, Kabupaten TTU beberapa waktu lalu, petani kopi di Desa Molo Utara mengakui terjadinya penurunan hasil panen tahun ini yang disebabkan karena hama kopi.

Menurut Claudya, banyak petani kopi dari Flores dan Timor saat ini mengeluh karena hasil panen tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Biasanya petani kopi menghasilkan 1 atau 20 karung 50 kg per tahun, kini hanya mampu menghasilkan 5 sampai 6 karung saja.

Saat ini, ia dan Dinas Pertanian sedang berusaha untuk membantu para petani dalam beberapa hal yang menjadi kebutuhan petani kopi seperti obat hama, alat penyemprot hama dan sebagainya.*

Exit mobile version