MAUMERE, FLORESPOS.ID – Meski pemberlakukan kenormalan baru atau “new normal” telah diterapkan di wilayah Kabupaten Sikka, namun umat di Keuskupan Maumere dihimbau untuk tetap meniadakan kegiatan gerejani yang melibatkan banyak orang.

Uskup Maumere Mgr Ewaldus Martinus Sedu mengatakan, kegiatan gerejani termasuk ibadah atau Misa Hari Minggu dan Hari-hari Raya untuk sementara ditangguhkan.

Hal ini disampaikannya dalam Surat Pastoral-nya yang ditujukan kepada para imam, biarawan-biarawati dan umat beriman di se-Keuskupan Maumere.

Empat Poin

Dalam Surat Pastoral tersebut, ada empat poin mendasar yang disampaikan Uskup Ewaldus, yakni: pertama, semua kegiatan gerejani yang melibatkan banyak orang tetap ditiadakan sampai dengan pemberitahuan berikutnya.

Kedua, perayaan Ekaristi pada Hari Minggu atau Hari Raya tetap dilakukan di rumah masing-masing melalui siaran live streaming dan siaran radio.

Sementara bagi umat yang tidak dapat mengikuti live streaming atau siaran radio wajib untuk beribadah di rumah masing-masing. Hal itu juga berlaku untuk komunitas-komunitas biara dan seminari di Keuskupan Maumere.

Ketiga, untuk peristiwa duka atau kematian, imam atau diakon hanya melaksanakan pemberkatan jenazah dan makam demi menghindari lamanya waktu berkumpul.

Keempat, para pastor, biarawan-biarawati dan umat beriman mulai membiasakan diri memasuki masa kenormalan baru dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.

Dasar Pertimbangan

Adapun dasar pertimbangan Uskup Ewaldus untuk mengeluarkan Surat Pastoral tersebut adalah Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2020 tentang penetapan status bencana non alam Covid-19 sebagai bencana nasional tanggal 11 April 2020 dan Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 RI Nomor 6 Tahun 2020.

Yang lebih penting dari itu adalah peta penyebaran Covid-19 secara nasional yang belum menunjukan penurunan kasus dua bulan terakhir, dan kasus positif Covid-19 di Provinsi NTT secara khusus Kabupaten Sikka yang merupakan daerah tertinggi terkonfirmasi positif Covid-19 sehingga berpotensi terjadinya transmisi lokal.

“Semua kegiatan gerejani yang melibatkan orang tetap ditiadakan. Mengingat, jumlah kasus Covid-19 di Sikka tertinggi di NTT dengan 27 pasien positif Covid-19,” ungkap Uskup Ewaldus, Sabtu (30/5) mengutip Media Indonesia.

Uskup Ewaldus pun menghimbau para imam, biarawan-biarawati dan seluruh umat Keuskupan Maumere untuk senantiasa menjaga titik fokus pemutusan rantai penyebaran Covid-19 sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kehidupan dan nilai kemanusiaan.

Ia mengharapkan agar umat tetap menjalani protokol kesehatan dari pemerintah dan tetap solider terhadap sesama dengan caranya masing-masing. (dari berbagai sumber)*

Artikel SebelumnyaMorat-Marit Data Kepulangan PMI asal NTT
Artikel SelanjutnyaArdu Jelamu: “New Normal” Harus Libatkan Komponen Masyarakat