Corona Sudah Merebak, NTT Baru Bangun Laboratorium

KUPANG, FLORESPOS.ID – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengatakan pada Jumat (3/4) bahwa provinsi itu akan segera memiliki laboratorium khusus untuk pemeriksaan sampel darah para pasien yang diduga terpapar virus Corona (Covid-19).

Kepala Dinas Kesehatan NTT Dominikus Minggu Mere mengungkapkan, keberadaan laboratorium tersebut sangat dibutuhkan mengingat lamannya proses pemeriksaan sampel darah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di NTT.

Selama ini sampel darah pasien PDP Corona di NTT dikirim ke Balai Laboratorium Kesehatan di Jakarta atau Surabaya, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya.

Apalagi, sampel darah tersebut dikumpulkan terlebih dahulu dari pelbagai daerah yang tersebar di provinsi kepulauan itu.

“Tim dari Kementerian Kesehatan segera ke Kupang untuk melihat secara langsung lokasi ruangan yang layak sebagai laboratorium pemeriksaan sampel darah pasien Covid-19,” katanya melansir Antara.

Meski belum dibangun, namun Pemprov NTT berharap Kemenkes segera memberikan pelatihan cepat terhadap petugas kesehatan yang bertugas di laboratorium kesehatan di NTT terkait pemeriksaan darah bagi pasien yang terduga Covid-19.

Dengan limitasi waktu yang begitu mendesak, ditambah kepanikan masyarakat yang tinggi, respon Kemenkes untuk mengadakan laboratorium ini terbilang lamban.

Ini membuktikan bahwa agenda pemerataan ekonomi dan infrastruktur (kesehatan) di seluruh tanah air masih ‘jauh panggang dari api’.

Dokter Asep Purnama, Sp.PD., sebelumnya mengatakan di akun media sosialnya bahwa selama NTT tidak memiliki laboratorium untuk pemeriksaan swab tenggorokan, karena selama ini sampelnya dikirim ke Surabaya, maka NTT akan tetap aman.

Belum Aman

Sampai hari ini, NTT diketahui menjadi salah satu wilayah yang belum memiliki kasus positif Covid-19. Selain NTT, ada provinsi Gorontalo.

Laporan resmi pemerintah pada Jumat (3/4) sore menyebutkan ada 196 kasus baru pasien terkonfirmasi positif Corona, sehingga total berjumlah 1986 kasus. Sementara pasien yang meninggal dunia sebanyak 181 orang dan yang sembuh sebanyak 134 orang.

Corona kini telah menyebar di 32 provinsi dari 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Meski ‘masih aman’, bukan berarti daerah ini akan tetap baik-baik saja. Sebab saat ini jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan PDP di NTT terus meningkat.

Kepada Kompas.com, Rabu (1/4), Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu mengatakan, data yang diterima dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT menyebutkan bahwa jumlah ODP di provinsi itu mencapai 668 orang.

Sebanyak 76 ODP dinyatakan sehat setelah menjalani karantina selama dua pekan. Sedangkan, 585 ODP masih menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing.

Dia mengurai, ada enam ODP menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di NTT, dengan rincian empat ODP dirawat di RSUD WZ Johannes Kupang dan masing-masing satu ODP dirawat di RSU Siloam Kupang dan RSUD Ruteng Manggarai. Sementara itu, satu PDP dirawat di ruang isolasi RSUD Ende.

Dengan adanya laboratorium baru, yang belum tahu kapan mulai digunakan, diharapkan tidak terjadi ledakan besar pasien terpapar Corona di NTT. Ketakutan dan kepanikan yang berlebihan dapat memicu laju pertumbuhan virus ini.

Kepada masyaarakat diharapkan agar tetap tenang dan berdiam diri di rumah, menghindari kerumuman dan tetap patuh pada himbauan otoritas setempat.

Tidak Ada Lockdown

Secara terpisah, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, belum ada karantina wilayah NTT. Demikian halnya dengan penutupan akses bandara dan pelabuhan laut.

Hal itu merupakan kewenangan pemerintah pusat sebagaimana telah ditandaskan Presiden Joko Widodo awal pekan ini.

“Tidak ada kewenangan pemerintah daerah untuk menutup bandara. Untuk karantina daerah belum bisa juga, karena itu kewenangan pemerintah pusat,” katanya di Kupang, melansir Kompas.com, Selasa (31/3).

Pernyataan Viktor ini merespon kebijakan beberapa Bupati di NTT yang sudah mengumumkan kebijakan penutupan akses bandara dan pelabuhan laut. Salah satunya Pemerintah Daerah Manggarai Barat.

Wakil Bupati Maria Geong pada Kamis (26/3) menyatakan telah mengirimkan surat kepada Kementrian Perhubungan perihal permintaan penutupan akses Bandara Komodo dan Pelabuhan Laut Labuan Bajo. Penutupan direncanakan dimulai pekan lalu.

Dalam sebuah keterangan tertulis yang dipublikasi di akun media sosialnya, Maria mengatakan penutupan tersebut berlaku untuk beberapa maskapai penerbangan. Sementara tenggat waktu penutupan berbeda tiap maskapai.*

Exit mobile version