MAUMERE, FLORESPOS.ID – Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengatakan bahwa rencana pembangunan mall di Kota Maumere oleh PT Yasoonus Komunikatama Indonesia (YAI) perlu dikaji secara mendalam oleh berbagai stakeholder di Kabupaten Sikka yakni pemerintah, DPRD dan masyarakat.

Hal ini disampaikan Bupati Robby kepada awak media (6/6) di Maumere menanggapi pro-kontra masyarakat tentang rencana pembangunan mall tersebut, melansir Pos Kupang.

Menurutnya, PT YAI telah berkomunikasi dengan Pemda Kabupaten Sikka. Tetapi rencana tersebut harus disepakati secara bersama oleh berbagai komponen terutama masyarakat pengguna pasar.

BacaPedagang Menolak Tegas Mall di Pasar Tingkat Maumere

Robby menambahkan, apabila disetujui bersama maka akan diizinkan, dan jika tidak maka rencana tersebut tidak bisa direalisasikan.

Menurut Robby, pembangunan mall merupakan salah satu aspek kecil ekonomi masyarakat Kabupaten Sikka, banyak aspek ekonomi lainnya yang harus diperhatikan seperti perdagangan komoditi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)

Sebelumnya, Jumat (5/6), ratusan pedagang dari Pasar Tingkat Maumere mendatangi Gedung DPRD Sikka untuk mengikuti rapat dengar pendapat bersama pemerintah, DPRD Sikka dan PT YAI.

Karena protokol “new normal” telah berlaku maka hanya perwakilan pedagang yang diizinkan hadir.

Ketua Forum Komunikasi Pengguna Pasar (FKPP) Maumere Marianus Krisensius kepada awak mengatakan bahwa dia dan seluruh pedagang Pasar Tingkat menolak rencana pembangunan mall di Pasar Tingkat.

Alasan utama penolakan tersebut yaitu perelokasian yang dilakukan akan merugikan para pedagang yang telah puluhan tahun berjualan.

Menurut Marianus, proses pembangunan mall tentunya membutuhkan waktu yang lama sedangkan para pedagang harus terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Marianus menambahkan, mereka mendukung rencana pembangunanmall di Maumere asalkan dibangun di tempat lain.

Bangun di Tempat Lain

Menanggapi hal itu, anggota DPRD Kabupaten Sikka Charles Betrandi pun turut memberikan komentar.

Dilansir Kumparan, Charles mengusulkan sebaiknya lokasi pembangunan dipindahkan ke tempat lain karena keberadaan mall akan merugikan para pedagang di Pasar Tingkat nantinya.

Hal senada disampaikan anggota DPRD lainnya, Frans Cinde. Ia mengatakan rencana pembangunan mall tersebut harus dikaji secara teknis, yuridis dan formal tentang dampak positif maupun negatif bagi masyarakat Kabupaten Sikka.

Hal yang sama disampaikan pengajar Universitas Surabaya Marianus Gaharpung, yang mengatakan setuju dengan rencana pembangunan mall tersebut tapi harus dikaji dengan baik dan benar dampaknya ke depan.

Gaharpung menegaskan tentang pentingnya kajian teknis tentang saluran pembuangan atau drainase yang menjadi persoalan penting masyarakat kota Maumere akhir-akhir ini.

Merujuk pada Peraturan Menteri Perdangan Nomor 15 Pasal 3, ia menegaskan bahwa pendirian mall harus dikaji transparan struktur penduduk menurut mata pencaharian dan pendidikan, dan tingkat pendapatan ekonomi rumah tangga.

Selain itu, dikaji pula tingkat kepadatan penduduk, kemitraan dengan lokal, penyerapan, tenaga kerja lokal, ketahanan dan pertumbuhan pasar tradisional, dampak positif dan negatif keberadaan mall terhadap pasar tradisional.

Hanya Miskomunikasi

Sementara itu, Presiden Direktur PT. YKI, Yaman Laser dalam penjelasannya kepada wartawan usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Pemkab Sikka, DPRD Sikka, PT. YKI dan para pedagang Pasar Tingkat Maumere, mengatakan, aksi tersebut merupakan miskomunikasi atau salah paham.

Menurut Yaman, dinamika tersebut merupakan hal biasa makanya mereka mencoba menjelaskan bahwa sesungguhnya itu tidak ada perubahan apapun, semua tetap dikelola oleh pemerintah.

Sementara, mereka hanyalah pelaksana fisik tanpa mencampuri urusan manajemen pasar.

Disinggung rencana pembangunan mall bernilai sekitar Rp660 miliar tersebut, Yaman mengatakan tergantung keputusan politik Pemkab Sikka dan DPRD Sikka dan pedagang pasar.

Namun, pihaknya menginginkan pembangunan mall tersebut dapat terealisasi pada bulan September mendatang.

Terkait aksi para pedagang pasar yang menolak soal pembangunan Mall Maumere di lokasi Pasar Tingkat, Yaman mengatakan, pihaknya perlu berkomunikasi dengan Pemkab Sikka.

Karena menurutnya, apabila PT. YKI membangun mall tanpa bekerja sama dengan Pemkab Sikka, maka Pemkab Sikka tidak akan mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Ia menandaskan, rencana pembangunan Mall Maumere bertujuan untuk membantu pemerintah Kabupaten Sikka menaikkan Pendapatan Asli daerah (PAD).

Yaman yakin bahwa pembangunan akan tetap berjalan sesuai rencana karena pihaknya tidak merubah tatanan apapun. Sebab pihaknya hanya melayakkan tempat jualaan para pedagang pasar.*

Artikel SebelumnyaKisah Yosef Erwin dari Wae Sano Raih Simpati Netizen
Artikel SelanjutnyaPutri Kopi NTT 2019 Siap Bimbing Petani Kopi di NTT